Jahsy merupakan sosok yang datang ke Mekah kemudian menetap di sana dengan izin dari kakek Nabi, Abdul Muthalib. Abdul Muttalib juga telah menikahkan Jahsy dengan putrinya, bibi Nabi, yaitu Umaimah. Saat risalah kenabian diumumkan, keluarga Jahsy menjadi salah satu dari orang-orang pertama yang menerima panggilan Nabi secara keseluruhan dan akhirnya memeluk Islam. Saat itu, keluarga ini terdiri dari lima orang, yaitu: Abdullah, Ubaidullah, Abu Amr, Zaibab, dan Hamnah. Semuanya adalah orang-orang terpandang. Keluarga Jahsy mendapatkan dua putri Abu Sufyan yang salah satunya Ummu Habibah, menikah dengan Ubaidullah bin Jahsy.
Keluarga yang tetap teguh memegang agamanya di masa yang penuh tekanan dan penindasan ini termasuk di antara keluarga-keluarga yang berhijrah secara bersama-sama. Ubaidullah bin Jahsy hijrah ke Negeri Habasyah untuk menjalani agamanya, tetapi karena kesulitan mendapatkan sumber makanan, ia pun meninggalkan Islam dan wafat dalam keadaan tersebut.
Demi menjalin ikatan kerabat dengan pemimpin Mekah Abu Sufyan dan menarik hatinya kepada Islam, Nabi shallallhu alaihi wasallam menawarkan diri untuk menikahi Ummu Habibah putri Abu Sufyan tersebut, melalui perantara Raja Najasyi.
Setelah tawaran itu diterima, Ummu Habibah pun mendapat kedudukan sebagai ibu bagi orang-orang yang beriman (Ummul Mukminin).
Saat keluarga Jahsy yang masih menetap di Makkah berhijrah ke Madinah, beberapa orang kafir Mekah, termasuk Abu Jahal, merampas rumah dan harta milik mereka.
Suatu hari, Sayyidina Abdullah bin Jahsy datang kepada Nabi dengan keluhan ini, Nabi shallallhu alaihi wasallam memberinya kabar gembira tentang kenikmatan Surga yang akan diterimanya dan memintanya untuk tidak bersedih.